Thursday, September 13, 2012

AGRI FM 4: Agri FM, Before and After,..

Penulis: M. Irfan Lubis

Karena sebagian orang bertanya-tanya, Agri FM masih ada ? sekarang gw beri penjelasan sesuai dengan pengetahuan gw, kurang lebihnya mohon maaf, dan silahkan melengkapi,....

begini ceritanya,...

The Beginning,..
Agri FM berawal dari kisah seorang Sony Suharto di tahun 90'an yang coba-coba membuat pemancar radio, singkat cerita, ide ini disambut baik oleh dosen-dosen Fakultas Pertanian waktu itu, dan akhirnya dibiayai lah pembuatan studio, peralatan, dan sarana pendukung lainnya. siaran resminya mulai kapan, gw juga gak tau, tapi katanya, Agri FM diresmikan berbarengan dengan penutupan Dies Natalis IPB yang ke-30, ada yang bilang tanggal 2 Oktober 1993, ada juga yang bilang 3 Oktober 1993. Karena waktu itu gw belum lahir di IPB, gw juga gak tau pastinya,..
Awal Agri FM berdiri, aktivisnya banyak, 60an lebih, tapi seiring dengan waktu, cuma 12 orang yang akhirnya eksis,... siapa aja mereka ? (biar dijawab sama yang tua,.. hehehe...yang gw inget ada mas Sony, Slamet, Budi, Agus, Shalfi, Jeffrey, mba Kartina, Emmy, pacarnya mas Sony, bang Michael, mba Sinta yang jilbaban.. dan satu lagi sapa ya ?, Ato sama Bembem udah siaran di RRI, Erich lagi disiksa sama Hilman...Uli dan Bobi masih di Agric basket)

Tahun 1994, Agri FM mendapat darah baru, melalui kegiatan Humaniora, masuklah orang-orang dari angkatan 31. (sebagian pada ketipu, karena judulnya "Keterampilan Radio" mereka ngira belajar elektronik, hehehe..)
ada 15 orang yang diterima, 10 orang penyiar, ditambah 5 orang operator... gw mulai aktif di Agri FM sejak kegiatan ini. siapa orang-orang selain gw ? (biar yang ngerasa ngejawab deh,.. yang gw inget, Tito, Andri, Utti, Rita, Suhe, dan Harry) Waktu KTT APEC di Bogor, sempet disuruh Mati siaran..
Tahun 1995 masuk lagi orang-orang baru, Daniel, Bona, Ririn, Yayu, dkk
waktu mereka masuk, Agri FM udah off siaran, karena alatnya disita sama Postel,.. siaran lagi karena kebetulan Bona bisa bikin exciter,..
kegiatan ini terpaksa disudahi karena ada surat peringatan yang datang, dan studio Agri FM disegel...

The Story continues,..
Tahun 1997, Senat Mahasiswa Faperta berniat menghidupkan kembali Agri FM, tapi batal dan akhirnya sisa-sisa aktifis Agri FM berusaha menghidupkan kembali Radio yang sempet 2 tahun menghilang,.. berawal dari pelatihan Siaran, Jeffrey, Emmy, Daniel, Bobi, Titio, Rita, Utti, Harry, ditambah Agna dan Bona, siaran lagi,.. gw ngikut belakangan...
Dari pelatihan ini, masuklah korban-korban baru, ada 10 orang,.. (mmm, sapa aja ya ? gw lupa, angkatan pertama tuh, Rifky maruk, Cinta, ma sapa aja ya ??) yang pasti setelah itu Agri FM makin berkembang, sebagian teman-teman aktifnya disini, Dheny, Ade, Wisnu 330kg, Itunk, Meli, Aya, Indah, Andi, Gamal, Boim, Jerry, Icha, Westri, Whisnu, James (yang gw pecat), Pepet, dll... (maap buat yang ga kesebut). Di masa ini juga, sebagian eksodus ke RRI, trus waktu berjalan sampe ada kuliah olahraga dan seni untuk angkatan 37. disini masuk angkatan Monik, Adit, Puji, Mira, dkk.. sampe teruuusss,.. satu-satu yang tua cabut, yang terakhir gw, ikutan kabur ke Mustang FM... Agri juga mati perlahan, sampe angkatan terakhir di Baranang Siang, bini gw,...
Berkaitan dengan kepindahan Faperta ke Darmaga, studio Agri FM di baranang siang dibongkar, tower dan semua peralatan dipindahkan...

The Ressurection,..
1 oktober 2003, setelah keluar dari Mustang, sempet ke Jogja, Padang, dsk.. gw kembali ke IPB Darmaga. Waktu itu, dengan mengajak Agna dan Bona, berusaha untuk menghidupkan kembali Agri FM. Tapi ternyata Agna sibuk dengan kegiatan radionya di Lw. Liang, Bona juga cuma bisa bantu nyiapin pemancar, beli dari yosep 150W, lah terus yang mengelola siapa ??)
Terpaksa kerja sendirian, muter2 di darmaga sambil nempelin pengumuman..
ternyata ada juga yang terjebak, dari 25 orang yang ikutan tes, 11 orang masuk jadi kru angkatan 1 Agri FM Darmaga. Diantaranya, Igun, Rauf, Joyo, Eja, Tyas, Agnes, Bedu, Dina, Ratri, dan 2 orang yang cepet ngilang, Asin sama teddy) Mereka ini yang nemenin gw siaran di awal Februari 2004.
Angkatan 2 masuk bulan Agustus 2004, ada Indah, Ghina, Afni, Dadan, Moy, Jurian, Irma, Yasmin, dan Yanu.
Angkatan 3, Oktober 2004, Chita, Mute, Icha, Mega, Detri, Febri, Bayu, dan yang ngilang, Galuh.
Angkatan 4, yang terdata cuma Adi, yang lain,.. kabur sebelum selesai,.. hehehe
Angkatan 5, Mei 2005 Denny, Naida, Maydi, Inda, yang ngilang, zico, arul, rusydan.
Angkatan 6, Si kembar Arif, Dini, Khrisna, Putri, cahya..(pada gak jelas semua)
Angkatan 7, Februari 2006, Rima, Arie, Ihsan, Iwed, Pram, Yoga, Luthfi (cewe), Retno, Mira, yang ngilang Anas (ke RRI) dan Devi,
Angkatan 8, agustus 2006, Bayu, Rio, Dayat, Enno, Ella, Ori, Intan, (pada ngilang, nyisa 1, bayu)
Angkatan 9, terbanyak, Desember 2006, Ruby, Ficha, Indri, Okta, Adit asmuni, Siska, Heni, Erwin, Ike, Tyas, Kikie, Ocha, Connie.
Angkatan 10, Maret 2007, Nadia, Uthe, Ana, Adit, khrisna, Maya, angus,
Angkatan 11, mei 2007, Ndah, Maya s, Maya R, Dewi, Hans, Osmond,
Angkatan 12, nyisa anisa doang,..
Angkatan 13, April 2008 paling gak jelas rekrutmennya,.. dan cuma bertahan 2 bulan semua,..
Angkatan 14 dan 15, juli-agustus 2008, nyisa Cipta, cut andi, ola, may, syifa, ghesti, yang lain kabur sebelum waktunya dan 2 orang dipecat adit, dan agus, sedangkan
Angkatan 16, masih berjalan,.. masih ada 16 orang yang akan menentukan nasibnya bulan ini,... (catatan, dari bulan januari 2008, gw kurang konsen ngurusin training, karena dikejer2 nyelesein thesis, dan depresi,...)

Selama di Darmaga, Agri FM telah berhasil mendapatkan izin siaran, berawal dari Rekomendasi Frekuensi dari Dishub Jabar tanggal 21 september 2004, Rekomendasi Kelayakan dari KPID Jabar, 8 Desember 2005, izin Penggunaan Frekuensi Dishub Jabar 15 Januari 2006-2009 dan IPP sementara KPI maret 2008. ISR dari Postel masih menunggu FRB, dan IPP tetap masih menunggu KPI Pusat. yang pasti, siaran Agri FM sekarang lebih terjamin, karena bukan lagi jadi radio gelap yang siaran dari tempat remang-remang...

Badan Usahanya adalah Paguyuban Komunitas Agri, sesuai Akta Pendirian Notaris Khadijah B.A. No 1, tgl 2-05-2005 dengan susunan pengurus, Dewan Pengawas, Dr. Lala Kolopaking, Prof Sumardjo, Ivanovich Agusta, Msi, dan Iman Nawiredja MS, Direktur Eksekutif, gw,... (sekarang gak ada station manager,.. hehehe) selama ini Agri juga sudah cukup aktif dalam berbagai kegiatan, selalu jadi media partner kegiatan mahasiswa, kegiatan KJK-IPB, dan juga berpartisipasi dalam masa perkenalan mahasiswa baru, pemilihan rektor th. 2007, pemilu BEM KM IPB, dll dst dsb,.. (kepanjangan kalo disebutin satu-satu), dengan pihak luar, Agri FM tetap kerjasama dengan Label, dari yang gede sampe yang seupil, Goethe Institut, Tempo, Media Islamnet (Voi), dll. Tahun ini rencananya mau kerjasama juga dengan Japan Foundation, WWF, ABC Australia, Kehati, dll.

Sejak Mei 2007, gw juga berusaha untuk bisa mewujudkan kepemilikan radio swasta komersil, sayangnya, negoisasi antara Dept KPM, pemilik radio, dan alumni terlalu banyak masalahnya, jadi tarik ulur terus,.. padahal, waktu itu rektor sudah setuju, tinggal menunggu tindak lanjut, dan S2 gw kelar,... di doakan saja,...

that's the end of my story,.. the long and hard road of Agri FM since the beginning until now,... hope you enjoy it, and see you next time, irfan delonix signing of, byee,...

AGRI FM 3: Agri FM 1998 - 2000


Kisah di bawah ini adalah kisah kronologis, kisah ini terjadi diantara tahun 1998 – 2000 di lantai dasar gedung GMK baranang siang, merupakan missing link dari kisah yang sudah diceritakan yefri dan irfan sebagai penguasa Agri FM di jamannya. Semua nama, tokoh dan dan tempat yang tersebut dalam cerita ini sengaja tidak disamarkan untuk tidak melindungi privasi dari masing-masing yang terlibat di dalamnya.

Awal 98 adalah waktu yg bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia, karena selain tahun ini adalah momentum penting bagi bangkitnya reformasi di Indonesia, juga bagi bangkitnya (kembali) sebuah radio kampus yang sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa dan negara ini. Setidaknya sangat berpengaruh bagi gue dan beberapa orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalamnya.

Skip basa-basi, di awal tahun 98 gue dan yefri mendapat project penunjukan langsung dari pemerintah (dalam hal ini diwakili oleh faperta IPB) untuk kembali membangkitkan Agri FM yang diberangus secara semena-mena di tahun 1995 oleh pemerintah juga (diwakili oleh badan regulasi gelombang radio FM dirjen Postel). Alasan project penunjukan ini bukan didasari oleh adanya hubungan kekerabatan antara kami dgn pemerintah maupun adanya upaya sogok-menyogok antara kedua belah pihak sebagaimana yang lazim terjadi dalam project penunjukan yang lain. Tapi lebih dikarenakan kami adalah 2 orang pengangguran ngga jelas di kampus yang selalu luntang lantung di DPR. Yefri karena skripsi yang males dikerjain dan gue karena sedang mengalami masa transisi identitas diri (biasa laaah… anak muda, hehe)

Untuk mensukseskan tugas mulia ini, yefri dan gue bekerjasama dengan bobi dan emi. Kami menjadi konsorsium kebangkitan kembali Agri FM. Tugas kami pada waktu itu sebenarnya terbatas, hanya mempersiapkan crew untuk Agri FM yang akan dibuat sebagai radio swasta independen milik faperta. Jadi, ketika radio itu sudah memiliki izin bisa langsung mengudara dengan crew yang sudah matang (mungkin maksudnya ketika berusia setengah baya, hahahaha).

Karena ijin siaran tidak mudah didapatkan dan pihak pemerintah sendiri males berhubungan dengan instansi yg terkait, kami memutuskan untuk mengusahakan supaya bisa on-air dengan swadaya (maksudnya 5 watt daya) Kami bisa mengudara (lagi) di tahun 98 dengan bantuan yosef (lebih jelas mengenai beliau ada di tulisan sdr yefri) kalo ngga salah di bulan september dengan daya 5 watt dan daya jangkau cukup jauh, kalau ngga salah sih sampai internusa udah kresek kresek. Dengan adanya bona yg memiliki determinasi teknis sangat kuat, makin lama siaran Agri FM makin jauh hingga bisa di denger sama anak2 di darmaga.

Untuk persiapan pembuatan radio swasta Agri FM (yang sampai saat ini ternyata ngga jadi swasta juga), kami melakukan recruitment dan pencarian duit dengan kedok pelatihan siaran. Didapat 10 orang korban yang berhasil kita bo’ongin, wisnu gendut, riza, rifky maruk, wardheny, resda, cinta, ade cowok, sherly, rein dan nendy. Kita siaran pake kedok RCB FM, selain untuk menghindari nama jelek jika kembali diberangus aparat, juga untuk menyenangkan salah satu penanam modal pada waktu, sdr yosef.
Pendengar Agri FM makin lama makin banyak. Mungkin mereka haus akan hiburan berkualitas yang tidak bisa diakomodir oleh media lain yang isinya cuma berita demo, pendengar kita mencakup mahasiswa IPB (kalo ngga denger Agri dan request di DPR pada waktu itu dianggap ngga gaul) dan masyarakat umum (diketahui kemudian salah satu temen gue di Mustang adalah pendengar setia Agri FM, rumahnya deket kampus Baranang Siang).

Untuk meningkatkan kualitas on air dan off air, kita bikin recruitment gelombang 2. Didapat 5 orang penyiar muda berbakat, wishnu mahradika, melly, aya, icha, pepet dan 3 orang crew untuk non siaran, asep, pentul, itunk.

Gue lupa kapan tepatnya kita berhenti berkamuflase dari RCB FM dan kembali memproklamirkan diri sebagai Agri FM The Voice of Agriculture. Yang pasti akhirnya kita siaran lagi sebagai Agri FM dari pagi sampai tengah malam di gelombang 93,2 FM.

Semakin tinggi sebuah pohon, angin menerpa semakin banyak dong. Peningkatan kualitas kita diikuti dengan banyaknya minat dari radio sebelah yang mulai melirik bakat2 baru di sekolah siaran terhebat ini. Dimulai dengan emi yang hijrah ke ramako, tidak sampai hitungan bulan yefri membuat sebuah gebrakan dengan eksodus membawa 6 orang anak baru pada waktu itu, wardheni, cinta, rein, aya, melly dan ade ditambah 2 orang lama bembem dan ato.

Praktis gue ditinggal sendirian untuk ngurus Agri FM, karena bobi sebagai pacar yang setia lebih sering nongkrong di pro 2 untuk mendampingi cinta. Sebagai satu-satunya senior yang tertinggal buat ngurusin Agri FM secara intensif, gue secara resmi menjadi station manager ke-4 Agri FM dengan kekuasaan internal yang nyaris tanpa batas. Gue lama-lama berubah menjadi diktator yang kejam terhadap para penyiar yang jelek, hahahaha.

Gue bikin lagi recruitment yang menghasilkan 12 orang anak nongkrong baru di Agri FM. Andifai, boim, jerry, james, ayu, andre, ade tatum, jihan, andini, westri, indah, rinto dan 1 orang yg sampai saat ini gue lupa namanya, tinggi, kurus, berkaca mata & sekolah di australi, ada yg inget?

Selama berjalan di bawah kediktatoran gue dari 1998 – 2000, Agri FM tentunya tidak hanya berisi orang2 dari recruitment. Yayuk, irfan, harry, tito, bona adalah peninggalan Agri FM lama dan gamal, eko, agna, alex, uli, dan fermana tercatat sebagai para penongkrong sejati. Selain mereka masih banyak orang-orang datang dan pergi bagaikan angin lalu.

Selain bersenang-senang yang menjadi agenda harian Agri FM, di dalamnya terjadi proses belajar mengajar di segala bidang. Mulai dari siaran, materi siaran, musik, psikologi, management, recruitment, intrik, politik, kecurangan, cinta, koneksi dan sebagainya. Masing-masing orang tentunya mendapat manfaat sesuai dengan kadar nongkrong yang dilakukan biarpun tidak selalu berbanding lurus.

Salah satu prestasi yang perlu dicatat adalah pengaruh Agri FM pada waktu itu terhadap perkembangan dunia gaul IPB. Buat yg ngalamin masa2 itu terutama angkatan 33-35, kayaknya ngga keren kalo kalian anak IPB tapi ngga ada hubungan sama Agri FM. Seenggaknya absen di acara DPR deh. DPR sendiri adalah anomali yang hebat di Agri FM. Acaranya ngga jelas, penyiar yang ngomong seenak jidat dan lagu yg diputer tergantung mood penyiar (tentunya dengan alasan request, hehe) tapi rating pendengarnya nomor 1 sepanjang sejarah Agri FM.

Kalau mau cerita tentang Agri FM, gue yakin halaman ini ngga bakal cukup. Salah satu yang berkesan buat gue adalah acara Agri Filsafat, acara yg bikin kita semakin dipuja kaum hedonis dan dimusuhi golongan 'kanan'. Seandainya mereka punya kekuasaan pastinya mereka sudah memberangus Agri FM, hahahaha. Sayang sekali posisi dan koneksi kita pada waktu itu sudah cukup kuat, jadinya mereka cuma bisa ngomel panjang pendek.

Gue akhirnya meluluskan diri dari Agri FM di pertengahan tahun 2000 dan hijrah ke radio MGT FM Bandung. Diktator selanjutnya adalah irfan yang sampai saat ini masih menjadi penguasa tunggal dengan kekuasaan yang mendekati kekuasaan tuhan di radio kampus terhebat yang gue tau.

Portofolio lulusan Agri FM 98 – 2000 (yg dicatat hanya portofolio di media dan yg gue tau doang ye, yg ngga ketulis jangan marah)
Yefri : Kisi FM, Pro2 FM Bogor, Pas FM Jakarta, Ramako FM Jakarta, Tempo
Emi : Ramako FM Jakarta, Lativi
Daniel : MGT FM Bandung, Star FM Tangerang, Mustang FM Jakarta, SCTV
Andi Faisal : MGT FM Bandung, HardRock FM Jakarta, Astro TV
Wardheni : Pro 2 Bogor, I radio Jakarta, Cosmopolitan FM Jakarta
Cinta : Pro 2 FM Bogor
Ade : Pro 2 FM Bogor
Rein : Pro 2 FM Bogor
Melly : Pro 2 FM Bogor
Aya : Pro 2 FM Bogor
Jerry : Radio A Jakarta, Kompas group
Boim : I Radio Jakarta
Westri : Trans TV
Indah : Pro 2 FM Bogor

Lebih jelasnya list team Agri FM 1998 – 2000
Angkatan 1: wisnu besar, riza, rifki maruk, wardheny, resda, cinta, ade cowok, sherly, rein, nendy
Angkatan 2: wishnu kecil, melly, aya, icha, pepet + non siaran: asep, pentul, itunk
Angkatan 3: andi faisal, boim, andini, jerry, james, ayu, andre, ade tatum, jeihan, westri, indah, rinto + 1 orang yg gue lupa namanya
Non rekrutment: gamal, eko, agna, alex, uli, fermana,
Peninggalan Agri FM sebelum 98: bembem, ato, salfi, yayuk, irfan, harry, tito, bona,
CEO agri 1998-2000: emi, yefri, bobi, daniel

Kalau ada yang kurang atau salah, silakan ditambah atau dikoreksi dan saya mohon maaf untuk selama lamanya


Daniel Cassidy
Station Manager Agri FM ke-4
Diktator Agri FM 1998-2000 yang dibenci sekaligus dicintai crew dan pendengarnya

AGRI FM 2: The rise and Fall, Ressurection and the exodust

Penulis: Yefri Hasan Basri

Berhubung di topik forum diskusi sebelumnya bapak Irfan mengundang kita-kita untuk menulis ulang sejarah Agri FM, the rise and fallnya, the ressurection, dan sebagainya, gue jadi pengen urun rembug sedikit lah biar lebih komplit... Buat yang lain tolong dikoreksi kalau ada tanggal, lokasi dan nama yang salah

Jadi kalo masalah the rise-nya adalah ketika malam penutupan dies natalis IPB ke -30 tanggal 2 Oktober 1993, hari Sabtu, jadi bukan tanggal 3 oktober (itu juga setelah gue lihat di kalender komputer). Saat itu gue inget banget pertama kali Agri siaran dengan menggunakan power 1 KW dengan merelly langsung acara penutupan yang diselenggarakan di AKP (Aula Kantor Pusat), depan Takol (Taman Koleksi) Kampus Baranangsiang. Artisnya waktu itu ada Ermy Kulit. Yang siaran cuma Mas Sonny dan Erich.

Setelah itu baru Mas Sonny ngumpulin anak2 baru buat dilatih, sebagian besar ada di klub-dpr ipb yang gue bikin di Facebook. Saat itu yang jadi orang kepercayaan MAs Sonny adalah Jalal Rimbawan, yang sekarang suka nulis opini di koran-koran. Cuma krn dia datangnya sore terus, bikin yang udah semangat siaran jadi loyo dan kalau siaran selalu ngalor-ngidul ngomongin politik akhirnya dikudeta sama 12 orang yang Irfan tulis kemarin itu.... termasuk yang dikudeta adalah mereka2 yang udah dapat jadwal siaran tapi gak komit...

Jadi pada awalnya perkembangan Agri tergantung sama moodnya mas Sonny yang selalu diuber-uber sama pacarnya untuk menyelesaikan skripsi, sehingga pada akhir tahun 93 agri sempet agak2 vakum. Sampai awal tahun 94 ada event Festival Tanaman (Festa) yang bikin mas Sonny semangat lagi. Kita bikin acara live event dari acara tersebut selama seminggu. Baru dari situ kita menformat ulang acara agri, dengan menitikberatkan pada hiburan, termasuk ide erich yang luar biasa yaitu membuat acara DPR by request yang jadi mesin uang anak2 buat beli kopi dan rokok. Sejak itu Agri jadi tempat nongkrong anak2 yang gaul dan merasa sok gaul, hehehe... DItambah lagi dengan anak2 baru temennya Irfan yang pengen belajar elektronik itu, hahaha. Nah pada pertengahan tahun 94, waktu sebagian besar kru agri lagi KKN, Bembem dan Ato memulai eksodust yang pertama dengan hijrah ke ADIPURA FM, Produanya RRI. Disusul Erich yang ke Mustang. Tapi hijrahnya Ato dan Bembem malah membuka wawasan baru biat kita supaya bisa berhubungan dengan pihak label rekaman supaya bisa dapat sample lagu baru, dengan dibantu oleh Boy Gondrong, MD-nya Adipura. Waktu itu gue dan muslim lubis sebagai Chief Recording rutin tiap rabu ke daerah Kota, Pluit dan Glodok menyambangi label2 itu... cuma satu label aja yang nolak agri, yaitu Ibu Lingling dari Universal, gara2 dihasut sama MD-nya Radio Lesmana krn mereka menganggap Agri radio gak jelas (emang...).. Agri emang rada disebelin sama radio2 swasta lain, gara2 kalau muter lagu suka rolling sampai habis satu kaset, abis emang sering gak ada penyiarnya. Tapi ada berkahnya agri suka ngerolling, ternyata ABG2 bogor pada suka, dan menurut Survey AC Nielsen 94, Agri adalah radio no. 2 di Bogor

Tahun 1995, petaka datang saat tim penertiban dari Postel menyita exciter, studio disegel, dan ibu dekan dijadikan tersangka krn mengoperasikan radio gelap. Pihak Fakultas jadi rada2 alergi sama Agri, tapi berkat kelihaian Slamet yang menggandakan kunci studio dari Pak Tisja dan diplomasi mas Sonny, kita masih tetap bisa menggunakan studio dan kantor GMK 4 yang nyaman itu sebagai tempat nongkrong dan berteduh buat yang gak punya kost, cuma emang gak bisa siaran secara resmi.

Saat itu krn emang gak bisa siaran, gue nyambi di Kisi jadi Assistennya Oki yg punya kisi, compile chart dan kadang2 siaran kalo gak ada penyiarnya, yah jadi ban serep lah.

Yang agak blank tuh antara tahun 96 sampai 98, ngapain yah gue... Gara2 kecelakan gue jadi rada2 amnesia, keluar dari Kisi dan ngelanjutin penelitian, ngitung daun hehehe...

Tapi gue masih inget banget, Agri bangkit lagi sedikit banyak gara2 Soeharto, Mei 1998. Waktu itu demonstrasi besar2an di kampus Baranangsiang, 14 Mei 1998. Kita gak tahu apa yang terjadi di luaran, tapi setelah demonstrasi, Gue dan Daniel ikutan diskusi di P1, ada petinggi2 IPB, diantaranya ada Imam Sugema, yg sekarang jadi ekonom sohor, yang melaporkan bahwa situasi sangat genting dan pagar harus dirapatkan, takut ada maling, dan juga diusulkan untuk membuat crisis center IPB. Dgn dalih harus ada semacam pusat informasi, kita mengusulkan Agri FM yang sudah lama vakum dijadikan sebagai media center utk kegiatan2 yang berhubungan dgn demonstrasi menggulingkan Soeharto.Syukurnya usul itu diterima dan besoknya gue, emmy, slamet dan daniel menghadap pihak fakultas yg diwakilin oleh Pak Lala utk menghidupkan kembali Agri.

Saat itu kondisi peralatan broadcast Agri udah pada soak, antena udah gak match, tape udah pada ngegeleyong, CD suka lompat2 kaya kodok. Untunglah Agri punya Daniel yg pinter nyari dana... Sambil nyari penyiar baru, kita bikin pelatihan broadcast buat nyari dana... ( sorry buat anak2 baru saat itu, emang kalau anak baru selalu dikibulin). Dana dapat, penyiar baru juga dapat, ada 10 orang ya Fan... Cinta, Denny, Melly, Aya, Ija, Wisnu Mahradika, Icha, Rein, Ade dan Wisnu gendut. Di tengah2 semangat menghidupkan agri, ternyata ada kendala dgn birokrasi krn IPB baru saja dikirimin surat oleh Postel mengenai perizinan stasiun yg sudah kadaluwarsa, padahal inti masalahnya adalah stasiun klimatologi bukan stasiun radio !!! jadinya pihak fakultas rada2 parno menggunakan nama Agri lagi. juga ada masalah frekuensi krn frekuensi 96,7 yang dulu dipakai agri udah dipakai radio A (radio anjrit).

Namun ada solusi dari Bona yg kebetulan kenal dgn Yosep yg juga punya radio gelap di daerah ciapus, RCB FM, yang siaran cuma malam2 aja. Yosep bersedia meminjamkan frekuensi dan excitenya supaya kita bisa siaran dari pagi sampai jam 9 malam. Jadilah Cinta cs siaran dengan menggunakan nama RCB 93,2 FM the perfect music program.. yang rada belibet cuma ngomongin kata perfect aja, ada yang ngomong perfek, perfeik, perfek... cuma gue inget omongon emmy, ikutin aja lagu Torn nya Natalie Imbruglia...

Sambil siaran pake nama RCB, kita juga sibuk ngurusin supaya agri punya izin resmi... bertemulah kita dengan Mas Iwan, sang mutiara terpendam dari RRI, saking lama terpendamnya sampai jadi batu akik.... Dikenalin sama Mona madjid, ketua fans club resmi Agri, JFC, Jomblo fans club yang beranggotakan Mona sendiri dan Q-Me.

Yang agak missing adalah kenapa akhirnya malah dia nawarin gue ngelola RRI Produa FM.... sebenarnya cuma gue yg ditawarin, buat ngelola programnya, kalau penyiarnya udah disiapin sama Mas Agus Kisi. Tapi krn ada masalah negosiasi apa gitu yang gak nyambung antara Mas agus dan pihak RRI sampai dia gak ngasih penyiar2nya... Akhirnya gue nego sama mas siapa tuh yang botak2 dari RRI, Ato pasti masih inget, sesama botak...
akhirnya ituah yg terjadi, dari 10 orang kru yg baru di rekrut, 6 orang gue bajak ke Produa, Cinta, Aya, Melly, Deny, Ade, Rein, ditambah pasukan old crack, Bembem dan Ato.... Daniel sebenarnya ikutan juga, cuma krn suaranya dianggap terlalu prambors jadi ditolak, hehehe sorry niel... Soalnya kiblatnya waktu itu ke Hard Rock

Begitulah, jadi sebenarya kita gak eksodus dari agri, tapi dari RCB FM, hehehe

AGRI FM 1: Pre history alias sebelum masehi alias sebelum on air

Penulis: Jodi Heru Iswanto

Tanpa ingin pingin dikenal, tetapi sekedar meretas jaringan benang yang mungkin mulai melapuk tentang asal muasal Agri FM mungkin ada sambungannya.

Mungkin juga Sony Ndut tidak pernah menyampaikan "ketidak berhasilan" pioner Agri FM (IPB FM) yang sebenarnya dirintis sejak 1993 tidak terwujud secara manis.

Masuknya putra mBak Tutut ke IPB yang saat itu menjabat ketua PRRSNI juga ada andil. (walau akhirnya gak jadi kuliah di IPB).

Tahun2 tersebut merupakan perjuangan awal membangun radio di dalam kampus IPB Br Siang. Dengan peralatan yang sangat minim dan harus merakit bagian demi bagian peralatan. Dari blusukan ke Glodok hingga Genteng Kali - Surabaya akhirnya alat tersebut bisa diujicobakan.

Akhirnya "volunteer-2" yang disebut sebagai "REMBOL" (kere nggrobol) mulai beraksi. Bermodal motor pinjeman kita ngecek daya pancar. Bermodal kaset-2 pinjeman kami puter lagu-2 metal. Bermodal suara medok jawa kami dicaci pendengar. Bermodal antena seadanya kami didatangi warga Malabar. Bermodal siaran nekat tanpa konsep (boro2 bisa siaran lha biasanya cuman ngomong di interkom Asrama Putri IPB Br siang). Bahkan tanpa modal.... kecuali semangat.

Dan kisah suka dukanya hanya tersimpan di dalam hati kami. Jika upaya kami hanya menyisakan serpihan PCB-2 yang rusak, potongan kabel coaxsial, bau terpentin dari panasnya solder kamipun juga sudah cukup bangga dengan kreasi tersebut.

Terima kasih juga kepada DMC (Mas Sys NS) atas pinjaman RVR-nya, buat Om-nya Sony yang ngajar di ITS (Surabaya), Anen Kurawa dari Radio Pakuan.

Dan teman-teman seperjuangan REMBOL (Sony/Ndut, Teguh/TG, Bondan/Abon, Anis/Kentus, Darmi/Amie, dan yang tidak bisa disebut satu per satu).

Teruskan Perjuangan, Bebaskan Kreasimu....

Friday, July 22, 2011

Jadi Produser album (lagi)

Ayah saya pernah menjadi produser rekaman. Album-album yang beliau hasilkan juga bukan album 'asal lewat' seperti banyak album rekaman sekarang ini (Eh jaman dulu juga banyak sih album yg 'asal lewat' ;-p) Tidaklah heran kalau akhirnya saya juga menjadi seorang produser rekaman. Walaupun profesi ini belum saya tekuni dengan maksimal :D.

Tahun 2010 debut saya menjadi produser rekaman dgn album I Love Indonesia dari Ten2Five. Apakah album tersebut sukses? Kalau dari kacamata saya sih iya :). Album itu udah laku dan habis terjual bahkan sebelum diproduksi, hebat kan saya? hahahaha

Menjadi produser rekaman bukanlah pekerjaan mudah, apalagi produser untuk album musik. Seorang produser rekaman harus sudah tau seperti apa hasil akhir dari album yg akan dibuat bahkan sebelum artisnya masuk ke studio. Absurd? Untuk yg belum pernah mengalami tentunya akan berpendapat begitu :D.

Produser rekaman album adalah orang yg menentukan garis besar haluan album tersebut. Apa tujuan album dibuat, konsep dasarnya spt apa, apa saja konten yg ada di dalamnya, kemasannya seperti apa dan akan dijual kemana album tersebut. Bahkan produser juga sudah tahu kira-kira album tersebut akan laku atau hanya akan menjadi produk yg 'asal lewat'. Dia harus bekerja dari hulu sampai hilir. Tidak heran kalau Produser adalah 'Dewa' dari album rekaman tersebut.

Apakah produser adalah orang yg membiayai pembuatan album? Tidak selalu seperti itu, kalau menurut saya sih seharusnya bukan untuk menghindari penilaian yg tidak objektif. Tapi banyak juga orang yang mau menjadi produser sekaligus pemodal dari pembuatan album. Pemodal album biasanya disebut Executive Producer.

Kriteria apa sih yang membuat seseorang layak menjadi Produser Rekaman terutama album musik? Dia haruslah seseorang yang mengerti perkembangan dunia musik (dimata penggemar) dan industri musik (dimata pelaku), setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Supaya dia bisa memprediksi tingkat kesuksesan albumnya. Selain berpengalaman minimal 5 tahun, dia juga harus nice personality, hard working, has analytic skill, good networking, male/female 27-40 years old, good looking, charming, trust worthy, single..... loh loh.... ko' jadi lowongan kerja?

Sekarang saya sedang menjadi produser untuk yang kedua kalinya. Doakan sukses yaa :D

Tuesday, April 27, 2010

Music Director bagi Musisi

Secara harafiah, music director berarti orang yang mengatur musik. Profesi ini sangat awam dan menjadi krusial di sebuah radio station. Tapi di industri rekaman? Apakah peran MD ini juga termasuk krusial? Seharusnya sih iya.

Apabila diperhatikan, di bagian belakang dari suatu sampul album akan tertulis music director dari album tersebut (walaupun tidak selalu ada). Tapi setelah saya terlibat di dunia rekaman, ternyata sang direktur musik disini tugasnya lebih condong kepada pengatur suara atau soundman. Dia yang menentukan instrumen mana yang lebih 'di depan' dan mana yang bisa 'di belakang aja'. Instrumen mana yang terdengar fals dll, sehingga hasil akhir dari rekaman tersebut menjadi 'lebih layak didengar'. Menurut saya, orang yang mengatur hal-hal tersebut jangan disebut music director. Karena music director seharusnya kan yang 'mengatur' musik.

Dalam pembuatan sebuah lagu atau album, music director seharusnya terlibat sejak di studio latihan atau dalam proses kreatif pembuatan lagu. Dia bisa jadi tidak bisa memainkan alat musik secara fasih, tapi dia haruslah seorang yang mengerti jenis musik yang biasanya diterima pasar. Bukankah tujuan industri rekaman adalah untuk menghasilkan lagu yang laku di pasaran? Kalau tidak mau membuat lagu yang laku di pasaran, silakan maen musik sendiri aja di kamar :D

Menurut saya, dalam proses kreatif pembuatan lagu, pertama komposer/pencipta lagu memperdengarkan notasi lagu baru yang diciptakan pada sang music director, selanjutnya music director akan memberikan pendapatnya mengenai lagu tersebut. Apakah notasinya bisa diterima orang banyak? Aransemen musik seperti apa yang kira-kira cocok dengan lagu tersebut? Apakah lebih baik slow beat, medium beat, cenderung disko, rock dll. Aranger dan komposer akan 'menjahit' ulang lagu tersebut, membuat versi baru dan kembali diperdengarkan bersama. Apakah sudah bagus dan siap bersaing di pasaran melawan para jawara musik yang sedang berjaya? Kalau belum, jangan sekali-kali berani untuk masuk ke studio rekaman dan merekam lagu itu. Karena sama saja dengan buang duit.

Setelah masuk ke studio rekaman, sang music director yang akan menjadi wasit terakhir, apakah lagu yang direkam sudah oke atau belum. Kalau belum ya silakan dirombak lagi :p

Masalah yang sering terjadi adalah, komposer dan aranger lagu memiliki ego yang sangat besar, sehingga mata mereka seakan 'dibutakan' dari kekurangan musik yang mereka buat. Biasanya mereka akan bilang "Alah, tau apa lu soal musik?"

Seandainya pattern kreatif pembuatan musik yang melibatkan music director ini dilakukan oleh semua musisi, saya yakin industri musik kita tidak akan terlalu banyak menghasilkan karya yang tidak laku di pasaran seperti sekarang ini. Dengan syarat sang music director memiliki kredibilitas yang cukup ya.

Sunguh sayang apabila suatu hasil kreativitas yang sudah dikerjakan siang malam ternyata hanya menjadi proyek 'buang duit'.

Monday, March 15, 2010

Mari membuat musik mendayu-dayu

Kita memang benar benar melayu,
suka yang mendayu dayu...

Itu potongan lirik dari salah satu lagu Efek Rumah Kaca. Kalau diperhatikan, lirik itu memiliki tingkat kebenaran yang tinggi. Setidaknya dilihat dari kacamata saya sebagai mantan Music Director radio. Ada yang tidak suka dengan paradigma itu? Silakan saja, toh ini negara bebas.

Kalau saya perhatikan selama beberapa tahun terakhir, musik yang mendayu-dayu adalah salah satu syarat mutlak bila ada artis yang berniat menembus persaingan di dunia musik secara nasional dan bertahan cukup lama. Menembus persaingan secara nasional dalam hal ini adalah penjualan album ratusan ribu copy dan media coverage di semua media. Tapi hal ini tidak berlaku sebaliknya, yaitu yang menyajikan musik mendayu-dayu pasti laku dan bisa bertahan lama. Kenapa demikian? Mungkin karena kita benar-benar melayu, hahaha.

Adalah hak dan idealisme musisi untuk tidak menyajikan musik yang mendayu-dayu. Baik yang bertemakan cinta ataupun bukan. Laku atau tidak di pasaran biar nanti masyarakat yang akan menentukan. Ada banyak sekali yang memiliki pendapat demikian. Ada yang sukses sampai menembus pasar nasional, banyak juga yang gagal. Fakta membuktikan bahwa artis yang memiliki hits yang mendayu-dayu akan bisa bertahan lebih lama. Biarpun itu musisi yang memiliki image 'sangar'.

Contoh yang paling terlihat adalah grup musik Slank. Walaupun Slank sangat identik dengan gaya hidup 'keras', sangat rock n' roll dan berbagai image 'sangar' yang melekat pada mereka, tetapi pada awalnya lagu yang membuat Slank sedemikian terkenal adalah Terlalu Manis dan Mawar Merah. Kedua lagu mellow itu seakan menjadi 'anthem' lagu cinta bagi ABG di tahun 90an. Setelah popularitas Slank menurun di akhir 90-an, lagu Virus bisa membawa mereka kembali ke jalur 'yang benar'. Bahkan di album internasionalnya mereka menjagokan lagu Too Sweet To Forget yang merupakan saduran lagu Terlalu Manis. Semua lagu Slank yang saya sebutkan itu menurut saya memiliki musik yang 'mendayu-dayu'

Satu lagi contoh musik mendayu-dayu yang mempopulerkan musisi 'sangar' adalah Jamrud. Tidak ada yang menyangsikan bahwa Jamrud adalah group musik keras. Lagu Putri, Berakit-rakit dan lain-lain adalah bukti kerasnya musik yang mereka usung. Tapi bila tidak ada lagu Terima Kasih dan Pelangi di Matamu, mungkin Jamrud hanya akan terkenal di kalangan penggemar musik rock.

Untuk musisi internasional dari aliran 'keras' yang populer di Indonesia, bisa kita lihat dari Metallica dan Guns N' Roses. Black Album milik Metallica tidak akan sedemikian sukses di Indonesia bila tidak ada lagu Nothing Else Matter dan The Unforgiven. Begitu juga lagu Don't Cry dan Knockin' On A Heaven's Door yang mendongkrak penjualan album Use Your Illusion-nya Guns N' Roses.

Setahu saya, hanya sedikit musisi yang bisa bertahan secara nasional dengan lagu yang tidak 'mendayu-dayu'. Menjadi One Hit Wonder sangat mungkin, tapi setelah itu? Kembali musik mendayu-dayu yang akan banyak dibeli oleh bangsa dari rumpun melayu ini.

Jangan Masuk Dunia Hiburan !!

Mencari hiburan, itu adalah hobi semua orang. Dulu (sewaktu ABG) hiburan yang sering saya cari adalah denger radio, nonton konser, nonton TV, nongkrong-nongkrong (standar ABG lah). Kebiasaan mencari hiburan itu membawa saya ke dunia kerja yang berhubungan dengan itu semua. Seperti halnya pepatah yang mengatakan carilah pekerjaan yang sesuai dengan hobimu. Maka pekerjaan yang saya tekuni pada akhirnya adalah dunia hiburan. Dimulai dengan masuk ke dunia radio, lalu masuk ke dunia panggung hiburan dan terakhir masuk ke TV.

Apa akibat dari semua itu? Saya tidak bisa lagi terhibur dengan semua jenis hiburan itu :((

Kalau saya sedang mendengar radio, yang terbayang di kepala saya adalah suasana ruang siaran, playlist lagu, penyiar yang salah baca redaksional, dll. Apapun yang terdengar, saya langsung tahu apa yang terjadi di ruang siaran itu. Termasuk ketika sedang iklan, maka yang terbayang adalah suasana ketika membuat iklan tersebut. Istri saya sudah sangat hafal kalau saya sudah mengomentari acara radio yang sedang kami dengar di mobil dalam perjalanan ke kantor :p

Untuk panggung hiburan, sampai saat ini saya sudah lebih dari 6 tahun terlibat langsung di berbagai panggung. Mulai dari panggung sederhana untuk acara ulang tahun sampai panggung yang sangat megah untuk acara penghargaan bertaraf internasional yang disiarkan di berbagai stasiun TV. Baik sebagai talent, dan jauh lebih sering sebagai team produksi. Setiap kali saya melihat ada artis yang sedang tampil, maka yang terbayang adalah repotnya team produksi yang mensukseskan acara tersebut. Saya akan tahu ketika ada kesalahan teknis seperti kurangnya komunikasi antara si artis dan manager panggung, sound system yang kurang mumpuni sampai mood sebenarnya si artis tersebut ketika acara berlangsung.

Maka jangan heran kalau saya tidak suka kalau sengaja pergi ke suatu tempat untuk menonton acara konser siapapun, setelah jauh-jauh pergi, terjebak macet, parkir yang sangat sulit dan mahal, sampai di depan panggung saya akan tidak bisa menikmati acaranya. Saya lebih suka di rumah dan bermain bersama anak-anak saya :D

Buat siapapun yang masih ingin menikmati hiburan hiburan tersebut, saya sangat menyarankan untuk tidak masuk ke dunia hiburan. Cukup nikmati saja dari luar. Apalagi sekarang ini dunia hiburan sudah terlihat semakin hebat dan canggih. (Belakang panggungnya? ngga usah tau ya, hehehe)

Friday, March 12, 2010

Jadi musisi atau jadi artis?

Benarkah artis baru yang semakin hari semakin banyak bermunculan memang berusaha menjadi musisi? Benarkah industri musik kita berusaha menghasilkan musisi handal & berkualitas? Sejauh yang saya alami beberapa tahun terakhir, jawabannya masih tidak.

Banyak anak baru yang mau jadi artis yang sudah menemui saya. Pada awalnya mereka akan bercerita tentang konsep musik, image dll. Tapi ketika saya kasih pilihan, mau pilih popularitas dan uang atau karya seni, pada umumnya akan memilih popularitas dan uang. Karena bikin musik kan butuh biaya dan kebutuhan perut tidak bisa ditunda sampai besok kan? Selain itu, industri musik juga lebih memilih musisi yang bisa menghasilkan uang daripada yang menghasilkan karya yang luar biasa (dari segi musikalitas tentunya)

Jadi pada dasarnya dunia musik kita (atau mungkin di seluruh dunia?) lebih memilih untuk menghasilkan bintang dibanding menghasilkan musisi. Like it or not, that's the fact. Idealisme boleh lah mundur dulu ke belakang sampai bisa menghasilkan uang yang cukup. Standar cukup adalah sebuah nilai yang sangat relatif. Pada akhirnya idealisme adalah sebuah konsep yang ..... nanti dulu ya.

Monday, March 8, 2010

Training Artis

Tahukah anda, artis juga perlu mendapatkan training sebelum 'mulai' bekerja sebagai artis/entertainer. Mirip seperti yang terjadi di kantor ya? Yah, kurang lebih seperti itu sih.

Training sebagai artis adalah hal pertama yang saya lakukan ketika pertama kali sign kontrak sebagai manager artis. Mengapa hal itu perlu dilakukan? Tentunya supaya di kemudian hari kemungkinan 'bad image' atas nama si artis bisa diminimalisir. Tidak sedikit pastinya kabar yang beredar mengenai artis yang dicap sombong, belagu, sok artis, ngga kooperatif, tukang bikin sensasi, mangkir dari kontrak dll. Hal-hal tersebut perlu dibahas di awal karir sebelum mereka 'mengorbit' dan sulit diatur :D.

Training yang pertama kali saya lakukan adalah tata cara menghadapi wartawan. Dalam hal ini termasuk cara ngomong waktu wawancara dan ngobrol basa-basi, cara duduk, cara bersalaman dll. Wartawan terutama wartawan musik adalah komunitas kecil yang saling mengenal. Apabila ada satu kabar jelek dari seorang artis, hampir bisa dipastikan kabar itu akan menyebar dengan sangat cepat. Kalau hal itu sampai terjadi, jangan harap si artis akan mendapatkan pemberitaan yang bagus di kemudian hari. Selain itu, penyakit artis baru adalah grogi di hadapan wartawan, terutama di acara launching album. Perpaduan antara euforia memiliki album baru dengan sensasi menjadi pusat perhatian secara instan bisa membuat si artis salah bersikap di depan rombongan wartawan. Apa akibatnya kalau hal ini terjadi? Si artis baru bisa dicap kampungan dan mengurangi kemungkinan beritanya untuk 'tayang' di media si wartawan yang bersangkutan.

Training selanjutnya adalah performing act. Terutama di atas panggung dan di acara TV. Artis baru yang belum punya jam terbang tinggi akan terlihat sangat berbeda dengan artis senior yang sudah berpengalaman puluhan tahun. Perlu disadari bahwa orang yang datang ke sebuah acara off-air menginginkan artis yang disukainya untuk tampil maksimal. Tidak ada kesempatan kedua untuk hal ini, karena kita tidak bisa mengharapkan penonton untuk datang 2 kali ke acara yang menampilkan si artis. Sekali lancung ke ujian, bisa gagal lulus kan?

Itulah sebabnya saya agak malas kalau ditawari untuk menjadi manager artis yang sudah 'jadi'. Karena saya tidak tahu bagaimana 'dasar' dari si artis tersebut. Buat yang mau menjadi manager artis atau mau berkarir di dunia entertainment, semoga tulisan ini bisa membantu.

Friday, March 5, 2010

Review: Slank - Anthem For The Broken Hearted

Sejak resign dari radio Mustang di tahun 2004, pengetahuan musik saya jadi sangat tidak update, karena kesempatan untuk mendengar radio hanya ketika di mobil. Ditambah lagi radio yang sering saya dengar adalah radio yang sering memutarkan lagu lama, lengkaplah sudah :D. Jadi kalau ada teman yang nanya, udah denger album A? tau artis baru yg B? kemungkinan besar jawaban saya adalah tidak .

Tapi ada sebuah album yang sengaja saya cari untuk didengarkan ketika album itu baru dirilis, yaitu album Slank yang direkam di Amerika, Anthem for The Broken Hearted. Kenapa album ini sangat spesial untuk dicari? Karena Slank adalah kelompok musk yang menyertai masa ABG saya di tahun 90an, albumnya semua saya beli dari Suit2 hehe sampe album Lagi Sedih. Kenapa Cuma sampe album Lagi Sedih? Karena setelah itu saya merasa sudah tidak ABG lagi, hehe.

Album Anthem For The Broken Hearted secara rekaman dan musikalitas patut diacungi jempol. Menurut saya album ini adalah album dengan penggarapan sound rekaman terbaik dari semua album slank yang pernah saya dengar. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, alat rekaman yang ada di Indonesia kalah bagus dibanding dengan yang ada di Amrik, atau soundman yang menggarap rekaman di Indonesia masih kalah kelas dibanding soundman Amrik. Either way, rekaman album ini sangat rapi. Salah satu teman saya pernah berkomentar, “Ini Slank? Ko’ jadi bagus gini musiknya?” hehe.

Kekurangan yang sangat mengganggu di album ini adalah bahasa. Mungkin sudah banyak yang tahu kalau Kaka tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik. Hal ini ditambah dengan pemilihan kata-kata pengganti lirik bahasa Indonesia ke Inggris yang kurang tepat. Tidak perlu lah dibahas di bagian mana yang tidak pas (lafal atau bahasanya) karena saya bukan orang yang tepat untuk itu. Tapi kesalahan itu sangat mengganggu saya sebagai salah satu mantan slankers dan penikmat musik berbagai genre.

Teman saya ada yang berkomentar “Duh malu maluin aja nih, bahasa masih kacrut mau go internasional, mending les bahasa inggris aja dulu.”

Kekurangan di pemilihan beberapa kata-kata yang tidak tepat sangat disayangkan, karena Ridho sang gitaris pernah sekolah di Hollywood.

Buat penggemar berat Slank, album ini masih layak untuk dikoleksi. Semoga Slank bisa sukses di Internasional.

Thursday, February 25, 2010

Kick Off !!!

Dari beberapa tahun yg lalu banyak yg meminta saya untuk membuat sebuah blog tentang musik. Berdasar pengalaman selama bertahun tahun di dunia musik. Mulai sebagai penikmat musik (i used to be a radio addict), pemain musik (anak band sekolah & kampus), pengatur musik (MD Agri FM & Mustang FM), sampai sebagai manager band.

Wew, Panjang juga ya perjalanan saya di dunia musik. Setelah dipikir-pikir, ternyata ada 'darah' dunia musik di saya. Ayah saya dulu adalah pemilik perusahaan rekaman SP Record. Arti sebenarnya adalah Soeleman Patrick Record (nama bokap, narsis juga ternyata keturunan ya, hahaha), tapi nama dagangnya jadi Suara Parahyangan Record. Hasil karya beliau sebenarnya cukup banyak, ada Super Kid (Deddy Dores dkk), Farid Harja, The Rollies, sampai Asep Sunandar Sunarya dan Ade Kosasih Sunarya (karya wayang golek pertama yang diangkat ke dunia rekaman). Sayangnya di pertengahan 80an ayah saya memilih pensiun dari dunia entertainment dan menjual semua asetnya. Sampai saat ini sebenarnya beliau tidak setuju saya berkecimpung di dunia entertainment. Bahaya, katanya. Tapi sebagai seorang anak, pastinya saya melawan dong :D.

Baiklah, blog ini akan saya isi dengan cerita, pengalaman, dan pendapat saya mengenai dunia entertainment terutama di musik. Mau berdiskusi? Silakan lho..
 
Business Logo design

Hit Counter